Yoechua Blog - Lahir dengan kondisi yang memperihatinkan, lantas tidak membuat sang ibu menyerah begitu saja. Aaron putera dari Emma Muray yang lahir pada tahun 2013 lalu, divonis tidak dapat bertahan hidup dengan jangka waktu yang lama oleh dokter dimana dikatakan bahwa Aaron hanya dapat bertahan hidup selama 3 menit, 3 jam, atau 3 hari.
Bahkan tim dokter saat itu, menyuruh Emma untuk menghubungi keluarga besarnya sebelum Aaron menghembuskan nafas terakhirnya. Pasalnya, Aaron lahir dengan kondisi yang hanya memiliki batang otak saja dan bukan otak secara utuh. Secara medis, kondisi ini disebut dengan holoprosencephaly dimana terjadi kelainan otak sejak dalam kandungan.
Holoprosencephaly merupakan kondisi dimana otak besar tidak berpisah atau tidak terbagi dua saat dalam masa kandungan. Normalnya, pada saat berada di kandungan otak janin akan terbagi menjadi otak kiri atau kanan dan dihubungkan oleh suatu serabut saraf asosiasi yaitu Corpus calosum.
Bayi yang divonis dengan holoprosenphaly tentu saja akan mempengaruhi tumbuh kembang anak sesudah lahir dimana terjadi keterlambatan dalam bertumbuh kembang dibandingkan dengan anak yang lahir dengan kondisi normal. Namun, prediksi dokter tersebut sepertinya melenceng karena Aaron hingga sekarang sudah berumur 2 tahun.
Menurut Emma, sejak awal Aaron sudah membuktikan bahwa dia merupakan pejuang yang tangguh menghadapi kondisinya. Dengan kondisi Aaron, Emma sebagai ibunya sungguh tidak berharap banyak mengenai tumbuh kembang Aaron. Namun, saat Aaron mampu memanggil Emma dengan panggilan ibu, merupakan suatu keajaiban besar baginya.
Emma mengatakan bahwa Aaron menatapnya dan memanggilnya “Mummy”. Pasalnya holopresencephaly juga dapat menyebabkan bayi tidak dapat berkomunikasi atau mengenali lingkungannya. Meskipun ada kemungkinan kecil bahwa bayi dengan kondisi holoprosenphaly dapat mengenali lingkungan dan keluarganya. Dan ternyata Aaron merupakan bayi dari kemungkinan kecil tersebut.
Author : Veronica HS
(yoechua.com)